Alamak, Pohon Bersarung Batik di Yogya

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Sekitar 200 pohon besar di Yogyakarta memiliki penampilan lain karena memakai sarung bermotif batik. Sarung batik ini menggantikan penampilan lamanya yang hanya bercat putih dan hitam.

"Tujuannya adalah untuk memperindah kota. Idenya diperoleh dari kegiatan Biennale yang lalu saat seniman menyarungkan kain batik ke sejumlah pohon," kata Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta Suyana di Yogyakarta, Senin (14/6/2010).

Menurut dia, sarung bermotif batik yang kini menghias sekitar 200 pohon di sejumlah lokasi di Yogyakarta tersebut terbuat dari bahan kain poster sehingga diharapkan dapat tahan lama, sekitar satu tahun.

Pemberian sarung bermotif batik tersebut dilakukan di sejumlah pohon yang terletak di Jalan Senopati dan depan Gedung Agung yang telah dilakukan sekitar dua bulan lalu serta di kompleks Balaikota Yogyakarta menjelang peringatan Ulang Tahun ke-63 Pemerintah Kota Yogyakarta.

"Motifnya bermacam-macam, seperti ceplok atau kawung. Kami memakai motif yang bisa dipakai secara umum karena ada motif-motif tertentu yang hanya bisa dipakai untuk acara khusus," katanya.

Suyana menyebutkan, pemberian sarung ke sejumlah pohon tersebut baru merupakan uji coba karena BLH Kota Yogyakarta masih terus menantikan reaksi dari masyarakat.

"Jika reaksinya bagus, maka lokasi pemberian sarung ke pohon pun dapat diperbanyak dan segera dianggarkan dalam anggaran perubahan. Tetapi, sampai sekarang kami belum memperoleh reaksi dari masyarakat," katanya.

Selama ini, pemberian sarung di pohon dilakukan menggunakan anggaran pemeliharaan pohon.
Walau demikian, Suyana menyatakan, pemberian sarung ke sejumlah pohon tersebut juga memiliki kendala karena ada tangan-tangan jahil dari masyarakat yang melepas hiasan sarung.

"Sudah ada tiga sarung batik yang hilang. Semuanya adalah pohon di Jalan Senopati," katanya.

Ia pun menegaskan, pemasangan sarung batik ke pohon dilakukan tanpa melukai pohon, yaitu dengan menggunakan lem tanpa menggunakan paku atau benda tajam lainnya.