Jakarta - Pertumbuhan penjualan PC (komputer desktop dan notebook) rupanya berbanding lurus dengan tingkat penggunaan software ilegal di Indonesia. Intinya, semakin laris manis PC di pasaran, maka tingkat pembajakan software juga kian merajalela.
Menurut Kepala Perwakilan Business Software Alliance Indonesia, Donny A Sheyoputra, semakin besarnya industri PC Tanah Air membuat presentase pembajakan software sulit untuk turun.
"Pada 2009 misalnya, naik menjadi 86% atau naik 1% ketimbang di 2008," ujarnya dalam sebuah kesempatan di Sampoerna Strategic Tower, Jakarta, Selasa (11/5/2010).
Berdasarkan data IDC PC Tracker, penjualan PC di Indonesia pada 2009 lalu mencapai 3,3 juta unit. Jumlah unit melonjak drastis ketimbang di 2008 yang 'hanya' mencapai angka 2,4 juta unit.
"Ini mencerminkan jika industri PC di Indonesia terus membesar, makanya untuk menurunkan 1% tingkat pembajakan pun itu sulit," kata Donny.
Pasalnya, ia menandaskan, di setiap komputer yang dilepas ke pasar dan pengguna, ada kemungkinan untuk dicekoki software tidak resmi yang harganya jauh di bawah harga aslinya.
Tingkat pembajakan software di Indonesia sendiri kembali meningkat selama 2009 lalu. Presentasenya mencapai 86% dan menimbulkan kerugian hingga US$ 866 juta secara nominal.
Menurut hasil riset terbaru IDC tersebut, presentase pembajakan Indonesia meningkat 1% ketimbang tahun 2008 yang tercatat 85%. Dengan demikian, negara kita ditempatkan di posisi ke-8 dari 111 negara yang dianalisis.
Menurut Kepala Perwakilan Business Software Alliance Indonesia, Donny A Sheyoputra, semakin besarnya industri PC Tanah Air membuat presentase pembajakan software sulit untuk turun.
"Pada 2009 misalnya, naik menjadi 86% atau naik 1% ketimbang di 2008," ujarnya dalam sebuah kesempatan di Sampoerna Strategic Tower, Jakarta, Selasa (11/5/2010).
Berdasarkan data IDC PC Tracker, penjualan PC di Indonesia pada 2009 lalu mencapai 3,3 juta unit. Jumlah unit melonjak drastis ketimbang di 2008 yang 'hanya' mencapai angka 2,4 juta unit.
"Ini mencerminkan jika industri PC di Indonesia terus membesar, makanya untuk menurunkan 1% tingkat pembajakan pun itu sulit," kata Donny.
Pasalnya, ia menandaskan, di setiap komputer yang dilepas ke pasar dan pengguna, ada kemungkinan untuk dicekoki software tidak resmi yang harganya jauh di bawah harga aslinya.
Tingkat pembajakan software di Indonesia sendiri kembali meningkat selama 2009 lalu. Presentasenya mencapai 86% dan menimbulkan kerugian hingga US$ 866 juta secara nominal.
Menurut hasil riset terbaru IDC tersebut, presentase pembajakan Indonesia meningkat 1% ketimbang tahun 2008 yang tercatat 85%. Dengan demikian, negara kita ditempatkan di posisi ke-8 dari 111 negara yang dianalisis.
0 komentar :
Posting Komentar